TIMES JOMBANG, JOMBANG – Suasana Pondok Pesantren Tebuireng mendadak ramai pada Sabtu (6/12/2025) siang. Sekitar pukul 11.30 WIB, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya tiba di kompleks pesantren tertua di Jombang itu. Ia datang didampingi KH Amin Said Husni serta sejumlah pengurus harian PBNU.

Begitu turun dari kendaraan, Gus Yahya tak langsung menuju ruang pertemuan. Ia terlebih dahulu menunaikan agenda ziarah ke pesarean masayikh Tebuireng, tempat dimakamkannya para tokoh besar Nahdlatul Ulama. 

Di sana, ia berdoa di makam Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan menundukkan kepala di pusara pendiri NU, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.

Selesai berziarah, rombongan kemudian bergerak menuju Ndalem Kesepuhan Tebuireng untuk memenuhi undangan para kiai sepuh. Namun hingga pukul 12.30 WIB, Rais Aam PBNU yang dijadwalkan hadir belum terlihat di lokasi.

Di hadapan para wartawan, Gus Yahya menegaskan bahwa kedatangannya merupakan bentuk takzim kepada para ulama sepuh yang memintanya hadir untuk berdialog.

“Saya dipanggil para bini sepuh, para kiai sepuh. Saya datang. Apa pun yang diminta, saya siap. Apa pun yang ditanyakan, saya siap menjawab,” ujarnya usai ziarah.

Gus Yahya juga menyatakan telah menyiapkan seluruh dokumen dan keterangan yang mungkin diperlukan dalam pertemuan ini.

“Saya datang bersama teman-teman PBNU. Semua penjelasan, semua dokumen sudah kami siapkan dalam satu tas penuh. Kalau diminta menunjukkan, semuanya sudah tersedia,” kata Gus Yahya.

Gus Yahya berharap pertemuan di Tebuireng dapat menjadi langkah penting dalam merespons dinamika yang tengah berkembang di tubuh NU. Menurutnya, keputusan final terkait agenda dialog hari itu sepenuhnya berada di tangan para sepuh pesantren.

“Sebagaimana aturan adabnya, ya monggo. Terserah para bini sepuh dan kiai sepuh,” ujarnya ketika ditanya soal kemungkinan perubahan agenda jika Rais Aam tak kunjung hadir.

Tokoh Besar NU Mulai Berdatangan

Hadir pula sejumlah ulama dan tokoh penting NU yang ikut menyemarakkan suasana silaturahim ini. Di antaranya:

KH Anwar Manshur, Pengasuh Ponpes Lirboyo
KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU periode 2010–2021
Muhammad Nuh, Rais Syuriyah PBNU periode 2022–2027
KH Nurul Huda Djazuli, Pengasuh Ponpes Al-Falah Ploso, Kediri

Kehadiran para tokoh tersebut menunjukkan pentingnya pertemuan di Tebuireng, yang disebut-sebut sebagai forum silaturahim kunci untuk merawat kebersamaan para ulama NU di tengah berbagai isu yang berkembang.

Hingga berita ini diturunkan, pertemuan tertutup di Ndalem Kesepuhan masih berlangsung.(*)