TIMES JOMBANG, TEGAL – Sederet petugas dari Polres Tegal nampak terlihat sibuk mempersiapkan perlengkapan di halaman mengantisipasi aksi protes para pedagang pasar terkait E-Retribusi di Pemkab Tegal.
Suara percakapan, bunyi radio, hingga gesekan rompi pelindung berpadu dalam satu irama, irama kesiapan menghadapi gelombang liburan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
“Puncak arus biasanya tak bisa ditebak. Karena itu, kita harus bergerak sebelum semuanya terjadi,” ujar Kabagops Polres Tegal, AKP Suyanto, sambil menatap yang telah dipesannya seakan siap menikmati.
Tahun ini, Polres Tegal menurunkan empat tim urai sejenis satuan cepat bertugas membelah kemacetan dan merespons tiap insiden dalam hitungan menit. Dan setiap tim menguasai medan yang berbeda, dari dataran tinggi yang dingin hingga jalur pantura yang panas dan padat.
Di jalur tengah mulai exit Tol Adiwerna Tegal menuju jantung Slawi, petugas tim urai tengah akan menjadi nafas mengatur arus kendaraan. Jalur tengah ini adalah titik favorit pemudik yang ingin memotong perjalanan dengan jalur alternatif ke berbagai wilayah di Jawa Tengah.
“Biasanya pengendara lelah setelah keluar tol. Di titik ini, konsentrasi mudah turun. Kami akan standby,” tegas AKP Suyanto
Sementara itu, tim urai selatan bersiaga mulai dari Balapulang, Margasari, hingga perbatasan Brebes. Daerah yang biasanya tenang ini akan berubah riuh saat Nataru 2025-2026. Di sini, jalanan meliuk antara persawahan dan permukiman sehingga libur panjang antrean kendaraan mengular seperti ular perak memanjang di hamparan hijau.
Dijelaskan oleh Kapolres melalui KabagOps AKP Suytno tim urai Guci berjaga mulai dari Yomani hingga pintu masuk kawasan wisata. Selain nanti mengurai kemacetan, mereka siap menjadi penolong pertama bila terjadi insiden di jalanan yang berkelok dan lembab.
Di sisi lain, tim urai pantura menjaga jalur vital mulai dari Kramat hingga Warureja. Lampu-lampu truk, klakson bus antarkota, dan deru kendaraan pribadi tak pernah berhenti di sini. Pantura adalah jalan hidup yang tak pernah benar-benar sunyi.
Tak hanya sampai disitu saja untuk tim urai, Polres Tegal mendirikan 10 posko yang menyebar di titik-titik strategis dan rawan akan kepadatan lalu lintas jelang Nataru 2025-2026.
Di antaranya, Guci, Trasa, Purwahamba Indah, Yomani, hingga Klonengan, pos pengamanan berdiri sebagai oase bagi wisatawan dan warga lokal. Petugas siap memberi informasi, membantu pengaturan jalan, hingga menangani laporan tindak pidana.
Kemudian juga di lintasan tol, empat pos pelayanan berdiri berjejer di KM 275, 282, 287, dan 294. Tempat-tempat ini menjadi area pemulihan energi bagi pengemudi yang letih setelah berkendara berjam-jam.
Sementara pos terpadu, yang tadinya direncanakan di exit tol, justru dipindah ke kawasan Guci atas saran Mabes Polri lokasi yang diprediksi menjadi magnet wisatawan tahun ini.
“Inti utamanya pengamanan arus kegiatan masyarakat. Kami ingin masyarakat tetap nyaman dan aman,” tegas AKP Suyanto.
Di balik peluit, senter, dan petunjuk tangan yang mengatur ribuan kendaraan, ada upaya menjaga harapan: agar setiap keluarga sampai ke tujuan, berkumpul, dan merayakan momen hangat di akhir tahun.
Kabupaten Tegal menyambut Nataru bukan hanya dengan kemeriahan, tetapi dengan kesiapan yang berdiri di balik layar senyap, namun bekerja tanpa henti demi membuat masyarakat nyaman, aman dan tertib. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sambut Libur Nataru, Polres Tegal Siapkan Skema Pengamanan Arus Lalu Lintas dan Tim Urai
| Pewarta | : Cahyo Nugroho |
| Editor | : Ronny Wicaksono |