TIMES JOMBANG, JOMBANG – MTs Negeri 9 Jombang melakukan inisiatif progresif untuk menanamkan nilai-nilai positif di kalangan siswanya. Pada saat yang sama, terdapat 110 orang yang tertarik dengan Smart Student dan kesulitan bekerja dengan orang lain yang tidak tahu harus berbuat apa saat menggunakannya.
Acara yang dilaksanakan pada Rabu, 10 Desember 2025 ini bertujuan mencetak kader-kader muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kesadaran sosial yang tinggi untuk menbar pengaruh positif.
Kepala MTsN 9 Jombang, Abdul Haris, tekanan pentingnya peran siswa sebagai perubahan motor. Menurutnya, sekolah memiliki tanggung jawab ganda yakni mendidik kecerdasan telektual sekaligus membentuk mentalitas yang peduli terhadap sesama.

“Kami ingin siswa-siswa yang mengikuti pelatihan ini dapat menjadi agen kebaikan,” ujar Haris dengan penuh harap. “Tujuan utamanya addalah agar mereka bisa menbar dan mengajak teman-teman serta lingkungan masing-masing untuk mengadopsi dan menjalankan perilaku positif. Mulai dari hal kecil di kelas hingga cakupan yang lebih besar di masyarakat,” paparnya.
Abdul Haris menambahkan, strategi ini dilih karena pengaruh teman sebaya (peer influencer) sangat kuat di usia remaja. Artinya, ada alasan moral dan etika untuk hal ini.
Pelatihan Smart Student ini menampilkan mode yang berbeda dan interaktif serta menyenangkan. Yoga Eko Setiawan, salah seorang instruktur dari Javanic creative yang memandu sepanjang sesi, mengungkapkan bahwa antusiasme siswa patut diacungi jempol.
“Siswa-siswa MTsN 9 Jombang sangat antusias mengikuti semiua sesi yang kami berikan,” jelas Yoga. “Hanya ada sedikit orang yang tidak ada hubungannya dengan hal itu, dan hal-hal lain akan berubah,” tegasnya.
Materi yang disajikan disusun secara bertahap, mulai dari permainan kekompakan, membangun kelompok komunikasi untuk mencapai tujuan, hingga materi penjelasan langkah kebaikan. “Siswa kami ajak mengidentifikasi langkah kebaikan yang akan dilakukan sebagai agen kebaikan,” tambah Yoga.

Puncak dari pelatihan ini adalah saat siswa diminta membuat komitmen komitmen menjadi agen kebaikan.
“Tadi hanya harus membuat komitmen yang sangat menyentuh. Saya bukan sekadar janji yang diucapkan, tapi merupakan pertanda kesadaran bahwa mereka punya peran penting,” ujar Yoga, yang melihat bahwa pelatihan ini berhasil menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial pada peserta. (*)
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Bambang H Irwanto |