TIMES JOMBANG, JOMBANG – Kemeriahan Jombang Culture Carnival (JCC) 2023 mampu menghipnotis ribuan masyarakat di kota santri, Sabtu (2/9/2023) malam. Mulai dari Alun-alun Jombang, sepanjang Jl. Wahid Hasyim hingga finish di depan Kantor DPRD Jombang dipenuhi penonton.
Mereka semua rela menunggu hingga larut malam untuk menyaksikan pentas budaya lokal yang disuguhkan oleh siswa dan masyarakat umum. Mulai dari Ogoh-ogoh, Wayang Potehi, Jaranan, Sandur Manduro, Wayang Topeng Jatiduwur, serta Besutan. Selain itu juga ada upacara tradisi 'Kumkum Sinden' dan penampilan budaya lain khas Jombang lainnya.
Acara yang dibuka langsung oleh Bupati Jombang Mundjidah Wahab itu setidaknya diikuti oleh 18 kelompok peserta dari kalangan pelajar dan masyarakat umum.
Dari pantauan di lokasi, para peserta memakai pakaian dan pernak-pernik yang idah dan estetik sesuai tema yang dipilih. Gemerlap lampu warna warni juga menghiasi pakaian yang dikenakan para peserta yang menambah keren penampilan peserta.
Penonton yang berada dipinggir terlihat mengabadikan momentum satu tahun sekali itu. Ada juga sesekali penonton meminta foto bersama. Euforia kegembiraan terpancar dari raut wajah para penonton.
Selain itu, salah satu event terbesar Jombang pada tahun ini juga berdampak positif bagi pegiat UMKM setempat. Pasalnya, para penjual makanan dan minuman juga ikut kebanjiaran rejeki. Dagangan mereka juga ikut laris manis terjual pada acara tersebut.
Seperti pengakuan Siti Fatimah penjual jajanan telur gulung di Jl. Wahid Hasyim mengatakan sangat bersyukur dengan adanya acara tersebut dagangannya juga laris.
“Alhamdulillah seneng banget. Dagangan saya juga ikut laris manis,” ujarnya kepada TIMES Indonesia.
Sementara itu, Mundjidah Wahab Bupati Jombang mengatakan alasan pelaksanaan JCC saat ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ini digelar pada malam hari atau selepas isya. Tujuannya, agar peserta dan panitia tidak meninggalkan shalat.
“Ini baru pertama kali digelar malam hari. Tujuannya agar dalam kegiatan ini tidak meninggalkan kewajiab shalatnya. Waktunya panjang juga,” terangnya kepada awak media usai acara.
Politisi PPP juga menerangkan bahwa JCC 2023 ini mengambil tema budaya lokal khas Jombang yang bertujuan untuk melestarikan tradisi dan budaya lokal yang ada di Jombang.
“Sengaja mengambil tema budaya lokal salah satu tujuannya untuk mengenalkan dan merawat budaya lokal Jombang," ujarnya.
Budaya lokal Jombang yang dimaksud Mundjidah di antaranya tradisi Grebek Suro, Unduh-Unduh yang merupakan tradisi mirip sedekah bumi yang dilaksanakan oleh GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan) yang ada Bongserejo Diwek, kemudian Kecamatan Ngoro, serta di Kecamatan Mojowarno.
Lalu ada Kumkum Sinden (upacara ruwatan Sinden di Sendang Made Kecamatan Kudu), Majapahit, Legenda Kebo Kicak, kisah Dhamarwulan, Airlangga (Kahuripan), Mpu Sindok, Besutan (cikal bakal ludruk), serta Sandur Manduro.
"Ini adalah rangkain peringatan HUT ke-78 RI. Namun baru kali ini dilaksanakan malam hari. Tujuannya agar peserta tidak meninggalkan salat. Kalau siang kita meninggalkan salat zuhur, kalau sore meninggalkan salat asar. Alhamdulillah lancar sampai selesai," papar Mundjidah Wahab.
Pihaknya berharap dengan adanya Jombang Culture Carnival ini para generasi muda mampu mengenal kebudayaan lokal dan dapat melestarikannya. “Semoga para generasi muda lebih mencintai budaya lokal warisan leluhur. Agenda ini akan kita gelar rutin setiap tahun," pungkas Mundjidah. (*)
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Deasy Mayasari |