TIMES JOMBANG, JOMBANG – Di tengah kesibukannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang kesehatan, Juanita Matkhurotin, perempuan asal Jombang, mencatat prestasi luar biasa. Pada 2025, ia resmi menyandang dua gelar akademik sekaligus: Sarjana Terapan Kesehatan Gigi dari Poltekkes Kemenkes Surabaya dan Sarjana Psikologi dari Universitas Darul Ulum (UNDAR) Jombang.
Bagi Juanita, capaian itu bukan sekadar simbol kecerdasan, melainkan bukti ketekunan dan semangat belajar tanpa batas. “Keberhasilan tenaga kesehatan bukan hanya diukur dari keterampilan klinis, tetapi juga kemampuan memahami perasaan pasien,” ujarnya kepada TIMES Indonesia, Kamis (30/10/2025).
Perjalanan karier Juanita dimulai jauh dari kampung halaman. Tahun 2005, ia diangkat sebagai PNS di Flores, Nusa Tenggara Timur, sebuah wilayah dengan fasilitas kesehatan terbatas. Enam tahun di sana mengajarkannya makna sabar dan empati.
“Di setiap tempat saya belajar bahwa melayani bukan karena kewajiban, tapi karena hati,” kenangnya.
Setelah itu, ia bertugas di Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, kemudian di Puskesmas Perak, Puskesmas Gambiran Mojoagung, dan kini di Puskesmas Jogoloyo, Kecamatan Sumobito. Total, lebih dari 18 tahun ia mengabdi sebagai tenaga kesehatan masyarakat.
Menjembatani Ilmu Medis dan Psikologi
Kepekaan Juanita terhadap emosi pasien mendorongnya meneliti hubungan antara psikoedukasi dan kecemasan pasien gigi. Dalam skripsinya, “Pengaruh Psikoedukasi terhadap Kecemasan Pasien Gigi,” ia menemukan bahwa komunikasi terapeutik mampu menenangkan pasien selama perawatan.
“Sering kali pasien bukan takut sakit, tapi takut pada bayangan rasa sakit. Jika kita memahami psikologi mereka, hasil perawatan bisa lebih baik,” jelasnya.
Penelitiannya menjadi dasar pendekatan kesehatan holistik yang memperhatikan tubuh, pikiran, dan perasaan secara seimbang.
Antara Ibu, ASN, dan Pembelajar Sejati
Selain berkarier, Juanita juga berperan sebagai ibu dari tiga anak. Putri sulungnya kini menempuh pendidikan kedokteran, sementara dua adiknya mengikuti jejak sang ibu di bidang kesehatan dan kimia.
“Anak-anak harus melihat ibunya berjuang. Saya ingin mereka tahu, perempuan bisa kuat tanpa kehilangan kasih,” tuturnya lembut.
Usai meraih dua gelar, Juanita kini berencana membangun platform edukasi digital yang memadukan promosi kesehatan gigi, psikoedukasi, dan literasi digital. Ia ingin menciptakan media pembelajaran interaktif yang mudah diakses remaja dan ibu muda.
“Ilmu harus hidup dalam tindakan. Saya tidak ingin hanya pintar di atas kertas, tapi juga bermanfaat bagi orang lain,” ujarnya.
Sebagai putri daerah Jombang, Juanita Matkhurotin menjadi teladan bagi banyak tenaga kesehatan dan ASN muda. Dari Flores hingga Jombang, dari ruang praktik hingga bangku kuliah, ia membuktikan bahwa pengabdian sejati tak mengenal usia, jarak, atau profesi.
“Setiap senyum pasien yang tenang adalah kebahagiaan sejati seorang tenaga kesehatan,” ucapnya menutup percakapan dengan penuh syukur. (*)
| Pewarta | : Rohmadi |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |