TIMES JOMBANG, JOMBANG – Program yang baru saja dikenalkan oleh Kemdiktisaintek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) merupakan kelanjutan dari gerakan Kampus Merdeka yang sudah diterapkan sebelumnya.
Program terbaru ini dicanangkan dapat meningkatkan daya kampus dan memberikan dampak langsung pada masyarakat, industri, dan dunia usaha. Mereka juga diharapkan dapat mendukung ekosistem riset dan inovasi yang berkontribusi pada pembangunan bangsa. Apa itu kampus berdampak?
Program Kampus Berdampak dicanangkan oleh Kemdiktisaintek dengan tujuan untuk menjadikan perguruan tinggi di Indonesia tidak hanya bertanggung jawab untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi, tetapi juga menjadi pusat penyelesaian masalah ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat.
Dengan melibatkan berbagai pihak, seperti masyarakat, dunia bisnis, dan pemerintah daerah, program ini lebih mengarah pada pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemajuan bersama.
Tujuan Kampus Berdampak adalah mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.
Kampus Harus Melakukan Inovasi dalam Tridharma
Tridharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) yang berdampak bisa memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat, bangsa, dan dunia. Ada beberapa cara agar Tridharma kampus dapat berdampak lebih besar:
Pertama, Pendidikan dan pengajaran harus bermutu serta berdaya saing, kurikulum berorientasi pada kebutuhan. Perguruan tinggi harus mampu menformulasikan kurikulum dengan mempertimbangkan permintaan pasar dan perkembangan ilmu teknologi baru, sehingga setiap kampus mempunyai ke khas an tersendiri sesuai dengan daerah dan analisis sebelum penyusunan kurikulum.
Dengan melibatkan dunia industri dalam pembuatan kurikulum, mahasiswa akan lebih siap untuk menghadapi tantangan di dunia kerja, dalam kata sederhana, kampus harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan menu yang diperlukan, bukan langsung menyediakan menu dadakan.
Kedua, Pengembangan Soft Skills. Meningkatkan soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan pemecahan masalah sangat penting agar lulusan unggul dalam akademik dan mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja.
Ketiga, Pendidikan Inklusif. Memungkinkan pendidikan untuk diakses oleh semua orang, termasuk kelompok marginal, melalui penyediaan beasiswa, pendidikan jarak jauh, atau akses lebih luas ke metode pendidikan.
Keempat, Penelitian harus menjadi solusi nyata, Penyampaian Hasil Penelitian secara luas. Penelitian tidak boleh berhenti di jurnal akademik, Kampus dapat mendukung proses hilirisasi hasil penelitian menjadi product atau layanan yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti teknologi inovatif, obat-obatan, atau system yang meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan.
Kelima, Penelitian yang berkaitan langsung dengan Isu Sosial dan Ekonomi. Kampus harus mendorong penelitian yang langsung berkaitan problem masyarakat, seperti penelitian tentang kemiskinan, kesenjangan sosial, perubahan iklim, energi terbarukan, atau kesehatan masyarakat. Hasil penelitian harus menjadi Solusi yang aplikatif bagi problem yang ada.
Keenam, PKM yang Berdampak, Program Pengabdian yang efektif, efisien dan Tepat Guna. Perguruan Tinggi dapat melakukan pengabdian yang sesuai dengan kebutuhan spesifik masyarakat, seperti program pemberdayaan ekonomi pendidikan di wilayah terpencil atau bantuan teknologi untuk petani untuk meningkatkan hasil pertanian.
Ketujuh, Kolaborasi berbagai pihak. Untuk meningkatkan dampak pengabdian, kampus dapat bekerja sama dengan banyak pihak, dengan sektor swasta dan pemerintah.
Kolaborasi ini bisa mendukung penyediaan sumber daya, teknologi, dan kebijakan yang mendukung keberlanjutan program pengabdian. Tanpa kolaborasi tentunya Perguruan tinggi akan berat melaksanakan PKM yang berdampak.
Tridharma perguruan tinggi dapat sangat bermanfaat bagi masyarakat, dunia bisnis, dan pembangunan sosial dan ekonomi negara dengan pendekatan yang berfokus pada relevansi, keberlanjutan, dan kolaborasi.
Bagi perguruan tinggi swasta penguatan pendidikan dan pengajaran, Penguatan kualitas riset dan pengabdian kepada Masyarakat berbasis potensi dan tantangan daerah menjadi hal penting yang yang harus dilakukan.
***
*) Oleh : Nurul Indana, Sekretaris LP3M STIT Al-Urwatul Wutsqo Jombang.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |