TIMES JOMBANG, BANJAR – Memasuki bulan suci Ramadan di Dusun Balokang Desa Balokang Kecamatan Banjar Kota Banjar, maka pemandangan tak biasa akan ditemukan setiap sore menjelang waktu berbuka.
Di lokasi yang hanya berjarak 10 meteran dari rel lintasan kereta api, berjajar para pelaku UMKM lokal yang menjajakan aneka ragam makanan dan minuman takjil dengan rasa enak nan lezat dan harga yang terjangkau.
Pasar dadakan yang hanya muncul di bulan Ramadan ini menjadi salah satu spot kuliner takjil yang populer di Kota Banjar dan menjadi buruan warga sambil ngabuburit yang datang berbondong-bondong bahkan dari luar Desa Balokang.
Tradisi ngabuburit sambil berburu takjil di Pasar dadakan Desa Balokang telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat setempat.
Tradisi ini terjaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi, sehingga menjadi kegiatan yang sangat dinantikan oleh masyarakat pada waktu bulan suci Ramadan tiba.
Asep, Ketua RT 41 RW 04 Dusun Balokang, Desa Balokang mengaku bahwa fenomena munculnya pasar dadakan ini di inisiatif dari warga setempat yang berjualan dilokasi yang biasanya menjadi salah satu spot favorit warga untuk ngabuburit.
"Sudah sepuluh tahun ini setiap Ramadan maka akan muncul pasar dadakan karena memang lokasi disini menjadi salah satu spot untuk ngabuburit sambil melihat kereta lewat dan berburu takjil dan makanan khas Ramadan lainnya," tuturnya, Minggu (2/3/2025).
Asep beserta beberapa warga setempat biasanya turun ke jalan untuk membantu mengatur arus lalulintas yang sering macet akibat membludaknya pengunjung.
"Alhamdulillah sejauh ini pasar dadakan disini selalu dibanjiri pengunjung dan pelaku UMKM yang berjualan juga banyak dari luar Desa Balokang," jabarnya.
Hal senada disampaikan Emen, Kepala Dusun Balokang yang menyampaikan bahwa tradisi ngabuburit sambil berburu takjil di Pasar Ramadan Desa Balokang telah menjadi kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat.
Emen menyebut ada 90 booth yang berpartisipasi di pasar dadakan tersebut. Sebelumnya ada sekitar 4 pedagang yang berjualan disana namun seiring dengan banyaknya pengunjung yang datang untuk ngabuburit sehingga jumlah pedagang terus bertambah.
"Akhirnya tradisi ini terus berlanjut di setiap Ramadan dan menjadi salah satu spot ngabuburit yang diminati warga," katanya.
Biasanya, lanjut Emen, pasar dadakan ini berlanjut hingga hari kedua Lebaran Idul Fitri.
Koharudin, Salah satu pedagang cilok yang ikut berjualan di lokasi tersebut menyebut bahwa dirinya biasa ikut berjualan di pasar dadakan Desa Balokang setiap Ramadan. "Biasanya saya jualan di Perbatasan Cimaragas dan Kelurahan Situbatu tapi kalau bulan Ramadan ikut jualan di sini," ungkapnya.
Koharudin mengaku omset berjualan di pasar Ramadan sangat bagus dimana dagangannya laris tanpa sisa di hari pertama Ramadan.
Yanti, salah satu warga setempat saat dimintai tanggapan terkait pasar dadakan tersebut mengatakan bahwa momen Ramadan merupakan momen ngalap berkah bagi warga setempat.
"Karena banyak yang ngabuburit disini, sehingga warga sini berinisiatif berjualan yang kemudian diikuti pedagang lainnya sehingga semakin ramai seperti pasar," tuturnya.
Masyarakat dapat menikmati takjil sambil berbuka puasa bersama keluarga dan teman-teman. Suasana Ramadan yang penuh berkah dan kebahagiaan dapat dirasakan oleh semua pengunjung. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ngabuburit dan Berburu Takjil di Desa Balokang Kota Banjar, Tradisi Ramadan yang Terjaga
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Ronny Wicaksono |