TIMES JOMBANG, JOMBANG – Kreatifitas tanpa batas ditunjukan oleh para siswa-siswi sekolah dasar (SD) di Jombang saat mengikuti lomba nadhom Aqidatul Awam yang diselenggarakan oleh Guru Madrasah Diniyah (Madin) di Gedung Kesenian Jombang, Kamis (24/10/2024).
Dalam pantauan TIMES Indonesia di lokasi, para siswa yang terdiri dari 10 anak maju dalam satu grup mewakili sekolah masing-masing.
Para pelajar tersebut saling adu kreativitas di hadapan dewan juri. Ada yang memakai peralatan dapur seperti galon, piring, gelas, gayung sebagai alat musik pengiring. Tak hanya itu mereka juga berpenampilan unik-unik untuk mencuri perhatian dari dewan juri.
Lomba yang berlangsung di Gedung Kesenian Jombang ini diikuti oleh 600 peserta dari 46 sekolah dasar, baik negeri maupun swasta, dengan antusias yang luar biasa. Lomba ini merupakan rangkaian dari peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2024.
Ketua panitia acara, Mustofa Bisri, mengungkapkan bahwa tujuan utama dari perlombaan ini adalah untuk mempromosikan eksistensi Madrasah Diniyah dalam pengajaran kitab-kitab kuning. Lomba ini dirancang agar pembelajaran kitab kuning dapat disampaikan secara lebih menarik dan kreatif.
"Kami ingin memperlihatkan bahwa pembelajaran diniyah bisa dilakukan dengan cara yang inovatif. Melalui lomba ini, para peserta ditantang melafalkan nadhom sambil memainkan alat musik sederhana. Harapannya, penonton dapat lebih menikmati pertunjukan dan anak-anak dapat mengekspresikan kreativitas mereka," jelas Mustofa.
Salah satu daya tarik dari lomba ini adalah penggunaan alat musik yang tidak lazim, seperti galon, ember, dan botol, alih-alih alat musik tradisional. Mustofa menekankan bahwa ini adalah bagian dari upaya menghadirkan pengalaman baru yang lebih menyenangkan bagi peserta dan penonton.
"Alat musik yang digunakan dalam lomba ini memang sengaja bukan alat musik konvensional. Kami ingin menciptakan sesuatu yang berbeda, dengan menggunakan benda-benda yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.
Dengan konsep yang unik ini, Mustofa berharap dapat meningkatkan minat anak-anak terhadap pelajaran diniyah. Menurutnya, pendekatan pembelajaran yang kreatif dan tidak monoton akan memudahkan anak-anak dalam memahami materi yang disampaikan.
"Pembelajaran agama tidak harus selalu kaku. Dengan pendekatan yang menyenangkan, kami yakin anak-anak akan lebih mudah menangkap pesan dan makna dari nadhom yang mereka pelajari," tuturnya.
Dalam konteks peringatan Hari Santri, Mustofa juga menegaskan pentingnya peran pendidikan diniyah sebagai bagian integral dari pendidikan santri. Ia berharap agar pendidikan diniyah mendapatkan perhatian dan dukungan lebih dari pemerintah.
"Kami berharap pemerintah terus memberikan dukungan penuh bagi pendidikan diniyah. Pendidikan ini sangat penting untuk melengkapi pendidikan formal di Jombang," imbuhnya.
Tak lupa, Mustofa menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan lomba tersebut. Dia berharap acara ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya para siswa tingkat SD di Jombang, untuk semakin mencintai budaya dan tradisi keagamaan.
"Semoga lomba ini dapat memotivasi anak-anak untuk semakin bersemangat dalam belajar dan melestarikan nilai-nilai keagamaan," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kreatif, Siswa SD di Jombang Manfaatkan Peralatan Dapur saat Lomba Nadhom Aqidatul Awam
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Deasy Mayasari |