TIMES JOMBANG, JOMBANG – Teater Institut berhasil membuat suasana gedung kesenian di Kabupaten Jombang gemuruh oleh tepuk tangan dan sorak-sorai penonton yang terhanyut dalam pertunjukan teater yang begitu mengesankan.
Teater Institut merupakan sebuah kelompok teater dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sukses mengguncang penonton dengan pementasan yang memukau di Gedung Kesenian Jombang, pada 9-10 Agustus 2024.
Pementasan yang bertajuk "Setelah Hancur Lebur" ini menceritakan tentang kompleksitas kehidupan manusia, dari perjuangan hingga pengkhianatan, cinta, dan pengorbanan.
Dengan sentuhan dramatis yang kuat dan akting para aktor yang memukau, Teater Institut berhasil membawa penonton masuk ke dalam setiap adegan, merasakan emosi yang mendalam di setiap alur ceritanya.
Sejak adegan pembuka, penonton sudah dibawa ke dalam suasana tegang yang memikat. Cahaya panggung yang temaram, diiringi dengan musik latar yang menghentak, menciptakan atmosfer misterius yang langsung membuat penonton terpaku.
Perlahan namun pasti, pementasan ini mengalir dengan alur yang dinamis, memperlihatkan transformasi karakter yang mendalam, membuat setiap adegan terasa hidup dan penuh makna.
Tidak hanya akting yang memukau, tata panggung dan kostum juga menjadi sorotan. Set panggung yang minimalis namun penuh simbolisme berhasil menggambarkan suasana yang diinginkan oleh sutradara, sementara kostum yang dikenakan oleh para aktor semakin memperkuat karakter yang mereka perankan. Semua elemen ini berpadu dengan harmonis, menciptakan sebuah pertunjukan teater yang sangat berkesan.
Hanna Diyaul Malufathi, selaku Pimpinan Produksi dari UKM Unesa mengungkapkan bahwa pentas kali ini memang dirancang khusus untuk mengguncang emosi penonton.
"Kami ingin penonton tidak hanya menyaksikan, tetapi juga merasakan setiap detik dari pementasan ini. Kami berharap apa yang kami sampaikan bisa memberi kesan mendalam dan menginspirasi mereka," ujarnya kepada TIMES Indonesia, Selasa (13/8/2024).
Perempuan yang akrab disapa Hanna juga menambahkan bahwa pementasan ini adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi seluruh tim, mulai dari aktor, penata panggung, hingga penata musik. Mereka semua telah berlatih dengan sangat keras untuk memastikan pertunjukan berjalan dengan sempurna.
Jombang dipilih menjadi tempat gelar karya, karena menurut Hanna, di Jombang saat ini dunia teater mulai bergeliat, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa.
"Kebetulan di Jombang ini terkenalnya sama teater pelajar, jadi antusiasnya lebih ke para siswa tersebut. Kalau masyarakat umum biasanya dari para orang tua siswa beserta keluarga terdekatnya," ungkapnya.
Pementasan yang bertajuk gelar karya ini bertujuan untuk menunjukkan lagi kepada dunia luar, bahwa Teater Insitut bisa pentas di luar kota lagi, dan mendirikan pentas secara mandiri.
"Selain itu dari adanya acara ini kita juga bisa menambah relasi, menambah teman-teman dari luar kota. Jadi kita semakin banyak kenalan dan relasa," ujar Hanna.
Sejak dulu Teater Insitut Unesa, menurut Hanna, memang sengaja mengadakan pentas di luar kota. Karena dengan begitu menurutnya bisa menjadi pengalaman, serta ilmu baru yang bisa didapatkan dari berbagai macam daerah.
"Kita ingin mengadakan pentas tidak hanya di kandang (Surabaya). Jadi kita selalu nekat untuk melakukan pentas di luar kota," lontarnya.
Untuk peserta yang mengikuti teater kebetulan semuanya dari mahasiswa Unesa sendiri. Tapi ada beberapa aktor dari UKM teater geo, yang merupakan dari kampus Universitas Adi Buana Surabaya (Unipa) dan SMP Labschool.
"Kemudian kalau dari para pegiat teater di Jombang sendiri dalam partisipasinya kita bekerjasama dalam hal memfasilitasi tempat. Dan juga mereka akan tampil di salah satu sesi gelar karya yang kami adakan ini," terangnya.
Teater Insitut, selaku penyelenggara sebenarnya mengundang banyak kelompok teater. Akan tetapi yang bisa bergabung hanya 5 kelompok teater, mulai dari teater kertas, teater smagajo, teater socatirta, teater wadtera dan ada juga gabungan dari para pemimpin di beberapa kelompok teater.
"Hari pertama, kita menarik komunitas-komunitas yang di Jombang, dengan menampilkan teater-teater pelajar yang kita ajak. Jadi para pegiat teater tersebut bisa kita tampilkan di Gedung Kesenian Jombang (GKJ) yang juga merupakan tempat khusus kesenian yang masih baru diresmikan," kata Hanna.
Kemudian selain itu, yang menarik di gelar karya ini menurutnya adalah, di hari kedua yang merupakan puncak acara. Yakni pertunjukan pentas seni dari teater Insitut, yang memampilkan dari seluruh anggotanya.
"Dari pentas kami, yang selalu di luar kota, ada beberapa tantangan yang kami hadapi. Disetiap kota pastinya budayanya berbeda-beda, jadi tantangan untuk teater-teater itu kita harus bisa melihat potensi dan beradaptasi dengan budaya kota tersebut," tutur Mahasiswa Unesa tersebut.
"Jadi untuk menentukan tema sebagai bahan pentas itu bagaimana, naskahnya, seperti apa, itu menjadi tantangan kami untuk mementaskan seni pertunjukan di kota-kota yang kita tuju," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Teater Institut Guncang Penonton saat Pentas di Jombang
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Deasy Mayasari |