TIMES JOMBANG, JAKARTA – Pagi-pagi sudah disuguhi sambatan (keluhan). Rasanya negeri ini dipenuhi banyak keluhan. Tentang apa saja.
Bayangin, soal ngurus pajak kendaraan saja, yang ada hanya sambat. Yang ini, itu. Semriwing kanan kiri.
Inilah hidup. Di dalamnya penuh dengan gejolak dan tantangan. Kadang terdengar suara-suara keras yang berusaha mengatasi riuh rendah dunia. Namun, di balik gemuruh suara itu, ada kebijaksanaan yang lebih dalam dan tenang. Wujudnya bisa kata atau irama perilaku.
Ibarat hujan yang lembut menetes, kata dan irama bijak memiliki kekuatan untuk menyentuh hati dan mengubah hidup seseorang. Karena kita semua tahu, bahwa hujanlah yang membuat bunga tumbuh, bukan guntur. Begitu kata Penyair Sufi, Jalaludin Rumi.
Taman Kehidupan
Perjalanan hidup itu ibarat taman yang luas. Penuh dengan bunga-bunga indah yang hanya akan mekar jika dipelihara dengan baik. Kata-kata adalah pupuk yang memperkaya tanah jiwa, menguatkan akar-akar impian, dan membantu mekar dalam keindahan.
Dalam setiap percakapan, pilihan kata-kata yang lembut dan penuh kasih sayang dapat menyuburkan semangat orang lain. Tidak perlu mengangkat suara untuk didengar; cukup angkatlah kata-kata dengan bijak.
Setiap orang yang sukses, seperti petani yang mahir, tahu bahwa hasil panen yang melimpah tidak datang dari teriakan keras, melainkan dari kesabaran dan ketekunan. Hujan yang turun perlahan menyirami setiap benih, memberikan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh. Begitu pula dalam kehidupan, kata-kata bijak yang disampaikan dengan tenang memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menginspirasi dan mengubah.
Dalam dunia kerja, seringkali godaan untuk mengangkat suara begitu besar. Terutama saat menghadapi tekanan atau konflik. Namun, seorang pemimpin sejati memahami bahwa kekuatan sebenarnya terletak pada kemampuan untuk berbicara dengan ketenangan dan kebijaksanaan. Kata-kata yang dipilih dengan hati-hati, seperti hujan lembut, dapat menenangkan ketegangan dan membawa solusi yang konstruktif.
Bayangkan seorang kiai atau guru kita waktu di pesantren dulu, duduk di depan dampar mushala, memberikan nasihat kepada santri-santrinya. Bukan dengan suara lantang, melainkan dengan kata-kata penuh makna yang meresap ke dalam hati.
Setiap kalimat kiai menjadi tetesan air yang menyegarkan jiwa. Membuka wawasan baru, dan menginspirasi tindakan yang lebih baik. Inilah seni dari komunikasi yang penuh dengan kebijaksanaan.
Terkadang, dalam keheningan kata-kata, ada kekuatan yang lebih besar daripada teriakan keras. Ketika seseorang memilih untuk berbicara dengan lembut namun tegas, pesan yang disampaikan akan lebih mudah diterima dan diresapi. Seperti hujan yang membuat bunga-bunga bermekaran, kata-kata yang lembut dan penuh makna dapat membantu orang lain menemukan potensi terbaik dalam diri mereka.
Tidak semua orang menyadari betapa besar pengaruh kata-kata yang diucapkan. Dalam setiap interaksi, kata-kata adalah jembatan yang menghubungkan hati dan pikiran. Dengan memilih kata-kata yang positif dan membangun, seseorang dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif. Seeprti hujan yang menyejukkan akan selalu lebih dihargai daripada guntur yang menakutkan.
Kesabaran dalam Hidup
Dalam kehidupan sehari-hari, kesabaran dan kebijaksanaan adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Seperti halnya seorang tukang kebun yang sabar merawat tanaman, seseorang yang berbicara dengan bijak akan melihat hasil yang indah dalam hubungan dan prestasi. Tidak perlu mengangkat suara, cukup angkatlah kata-kata dengan kebijaksanaan dan kasih sayang.
Di balik setiap kata yang diucapkan, terdapat niat yang tulus untuk membantu dan menginspirasi. Kata-kata yang lembut adalah hujan yang menyejukkan hati, memberikan harapan dan semangat baru.
Dalam dunia yang sering kali terjebak dalam kebisingan, kebijaksanaan untuk mengangkat kata-kata dengan penuh kasih sayang menjadi semakin berharga. Seperti hujan yang turun dengan lembut, kata-kata yang dipilih dengan hati-hati akan selalu membawa keindahan dan pertumbuhan.
Angkatlah kata-katamu, bukan suaramu. Lalu lihatlah bagaimana bunga-bunga kehidupan bermekaran dengan indah. Be a positive word, be a positive thinking.
***
*) Penulis adalah Khoirul Anwar, pengurus LTN PBNU, enterpreneur media.
Pewarta | : Khoirul Anwar |
Editor | : Deasy Mayasari |