TIMES JOMBANG, YOGYAKARTA – Sebagian wilayah di Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta terjadi hujan abu tipis, Jumat (25/6/2021) pagi sekitar pukul 04.43 WIB. Hujan abu vulkanik yang berasal dari Gunung Merapi tersebut terjadi di bagian selatan hingga berlangsung beberapa menit. Namun demikian, warga tidak panik lantaran sudah terbiasa mengalami hujan abu sekitar rumahnya.
“Pagi tadi pas selesai Salat Subuh, warga keluar rumah katanya ada hujan abu. Saya keluar ke depan rumah, eh ternyata benar ada hujan abu,” kata Ali Shodikin, warga Kepuharjo, Cangkringan, Sleman kepada TIMES Indonesia, Jumat (25/6/2021) pagi.
Meski terjadi hujan abu, warga tidak lantas berhampuran ke luar rumah. Sebab, sirine tanda bahaya Gunung Merapi tidak bunyi. Jika sirine tidak sampai bunyi hal itu menandakan guguran Gunung Merapi tidak sampai membahayakan warga.
“Semoga guguran Gunung Merapi tidak parah,” pinta Ali.
BPPTKG melaporkan, sebelumnya pada Kamis (24/6/2021) malam sekitar pukul 20.08 WIB terjadi guguran awan panas. Dari catatan seismogram amplitudo 39 mm selama durasi 108 detik. Jarak luncuran letusan tersebut sejauh 1.500 m ke barat daya.
Kemudian, pada Jumat (25/6/2021) pagi sekitar pukul 04.43 WIB kembali terjadi guguran. Dari catatan seismogram amplitudo 75 mm dan durasi 6, 132, dan 245 detik. Jarak luncuran maksimal 3 kilo meter ke arah tenggara. Dari pantuan tersebut teramati kolom asap setinggi + 1.000 meter di atas puncak.
“Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mematuhi rekomendasi BPPTKG dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik Gunung Merapi seperti menggunakan masker dan menutup penyimpangan air,” terang BPPTKG dalam lamat twitternya. (*)
Pewarta | : A Riyadi |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |