TIMES JOMBANG, JOMBANG – Grebek suro dan sedekah bumi ke Gunung Kuncung, Desa/Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang merupakan tradisi turun temurun yang tak tergerus oleh zaman.
Terlihat ratusan warga sangat antusias untuk mengikuti tradisi yang sejak dua tahun terakhir berhenti akibat pandemi covid-19.
Puluhan gunungan yang terbuat dari hasil bumi terut memeriahkan acara sedekah bumi itu. Mulai dari buah-buahan, sayuran, hingga makanan tradisional diarak menuju bukit Gunung Kuncung.
Ratusan warga berebut gunangan yang terbuat dari hasil bumi di Grebek Suro Gunung Kuncung. (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)
Meski, jarak tempuh dari start menuju finis di atas bukit Gunung Kuncung cukup jauh yakni kurang lebih 2 Km dengan medan yang naik turun tak membuat antusias dan semangat warga kendur.
Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa semua bersemangat untuk mengikuti tradisi tersebut. Tak jarang dalam proses arak-arakan itu ada yang menampikan pertunjukan jaranan hingga drumband yang menambah meriahnya acara tersebut.
Sesampainya di atas bukit Gunung Kuncung puluhan gunungan yang terbuat dari hasil bumi tersebut menjadi sasaran rebutan bagi warga, setelah acara doa selesai dipanjatkan menambah seru dan asiknya acara tersebut.
Susanti (24) salah satu warga setempat mengaku sangat merindukan momen seperti ini. Pasalnya, sudah dua tahun ditiadakan karena Covid-19.
Eko Suasono Pegiat dan Pelestari Budaya. (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)
"Alhamdulillah, bisa diselenggarakan lagi. Rasanya senang sekali, melihat warga guyub rukun dengan tradisi yang tak pernah ditinggalkan," katanya, kepada TIMES Indonesia, Jum'at (19/8/2022).
Dirinya mempercayai ada keberkahan tersendiri untuk melakukan tradisi itu. Rela berjalan dengan jarak yang jauh hingga berdesakan berebut gunungan hasil bumi tersebut. "Seru, saya percaya ada keberkahan tersendiri jika bisa mendapat gunungan tersebut," jelasnya.
Sementara itu, Eko Suasono Pegiat dan Pelestari Budaya yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, sedekah bumi yang rutin diadakan pada bulan muharam tersebut sebagai bentuk rasa syukur kepada tuhan yang maha esa.
"Gunung Kuncung sendiri merupakan tempat yang disakralkan oleh masyarakat. Sebab ada makam petilasan pendiri kerajaan Majapahit," jelasnya.
Di atas bukit Gunung Kuncung, Wonosalam Jombang tersebut terdapat makam petilasan Tunjung Putih yang merupakan pendiri kerajaan Majapahit tempo dulu. "Cerita yang saya dapat, dulu Pengeran Tunjung Putih sering melakukan ritual dan istirahat di sini," ungkapnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Grebek Suro di Gunung Kuncung Wonosalam Jombang, Tradisi yang Tak Tergerus Zaman
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Ronny Wicaksono |