https://jombang.times.co.id/
Berita

IPM Jombang Masih Tertinggal karena Pembangunan SDM Belum Jadi Prioritas

Senin, 08 September 2025 - 13:57
IPM Jombang Masih Tertinggal karena Pembangunan SDM Belum Jadi Prioritas Pertemuan sinergi kolaboratif bahas Jombang kedepan. Tampak Prof Dr Reza Artawinata, ahli buah dari Bogor, H.Agung Wicaksono, pengusaha Jombang, Yusron Aminulloh, dan peserta lain. (FOTO: Yusron Aminulloh for TIMES Indonesia)

TIMES JOMBANG, JOMBANGIndeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Jombang tahun 2024 tercatat 75,67. Angka ini memang lebih baik dibanding Kabupaten Nganjuk yang berada di posisi 75,24, namun masih kalah dengan Kabupaten Mojokerto (76,69) dan jauh tertinggal dari Kota Mojokerto yang menembus 81,76.

Capaian tersebut dinilai belum sebanding dengan reputasi Jombang sebagai kota santri dan kota pelajar. Hal ini disampaikan oleh Yusron Aminulloh, pendiri IQRA Semesta sekaligus aktivis pendidikan dan sosial, dalam forum diskusi di Rumah Peradaban MEP Jombang, Minggu (7/9/2025).

“IPM adalah cermin kualitas sumber daya manusia. Sangat disayangkan jika Jombang yang memiliki identitas sebagai kota santri dan pelajar justru tertinggal. Salah satu penyebabnya, pemerintah daerah belum serius mengoptimalkan konsep pentahelix—kerja sama antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media,” ungkap Yusron.

Tantangan IPM Jombang

Yusron menjelaskan, ada tiga dimensi utama dalam IPM, yakni kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak. Menurutnya, layanan kesehatan di Jombang relatif sudah berjalan baik, namun sektor pendidikan masih menjadi titik lemah.

Meski pemerintah daerah sering melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan, ia menilai langkah itu masih sebatas seremonial. “Dari sisi anggaran pun, alokasinya belum berpihak pada peningkatan kualitas SDM,” tegasnya.

Pentingnya Tradisi Diskusi dan Literasi

Ia juga menyoroti kurangnya ruang dialog publik yang intensif di Jombang. Padahal, tradisi diskusi sudah lama hidup di pesantren. “Budaya diskusi itu seharusnya bisa meluas, tidak hanya di pesantren, tapi juga di sekolah, kampus, bahkan ruang publik,” kata Yusron.

Sebagai contoh, ia mendorong Dinas Pendidikan mengadakan lomba karya tulis bertema “Jombang 2045” untuk merangsang pelajar berpikir visioner. “Kegiatan literasi seperti menulis, melukis, atau lomba ide kreatif seharusnya jadi agenda rutin. Itu cara menyiapkan generasi yang imajinatif dan berwawasan jauh ke depan,” tambahnya.

Belajar dari Yogyakarta

Yusron menyinggung Yogyakarta yang memiliki IPM tertinggi di Indonesia, yakni 89,10. Kota pelajar itu, menurutnya, tumbuh karena budaya literasi yang kuat, diskusi yang hidup, dan kreativitas masyarakat yang terus bergerak.

“Jombang sebenarnya punya modal yang sama. Banyak pelajar dan mahasiswa dari luar daerah datang ke pesantren maupun kampus di sini. Tinggal bagaimana ekosistem pendukungnya dibangun,” ujarnya.

Di akhir pernyataannya, Yusron menegaskan pentingnya keberpihakan anggaran pada pembangunan manusia. “Dalam rancangan APBD, porsi untuk peningkatan kualitas SDM masih sangat minim. Pemerintah daerah lebih fokus pada proyek fisik. Padahal, tanpa SDM unggul, pembangunan fisik tidak akan berarti banyak,” ucapnya. (*)

Pewarta : Rohmadi
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jombang just now

Welcome to TIMES Jombang

TIMES Jombang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.