TIMES JOMBANG, JOMBANG – Ribuan jamaah memadati Pesantren Tebuireng, Jombang, dalam peringatan haul ke-16 Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Rabu (17/12/2025) malam. Antusiasme masyarakat begitu besar hingga jalur provinsi Malang–Jombang terpaksa ditutup total untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas.
Sejumlah tokoh nasional dan ulama terkemuka hadir dalam agenda tahunan tersebut. Di antaranya Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) dari Rembang, KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali) Tulangan Sidoarjo, serta KH Masduqi Abdurrahman dari Perak, Jombang. Hadir pula Konsul Jenderal Amerika Serikat, Chris Green.
Rangkaian haul diawali dengan pembacaan Surat Yasin dan tahlil yang dipimpin Ustadz Syamsul Anam dan KH Masduqi Abdurrahman. Suasana khidmat semakin terasa saat seribu rebana di bawah pimpinan KH Nur Hadi atau Mbah Bolong melantunkan sholawat Nabi, menambah semarak acara.
Peringatan haul tahun ini memiliki makna khusus karena bertepatan dengan penetapan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional pada 2025. Hal tersebut disampaikan oleh putri Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid), dalam sambutan mewakili keluarga besar.
Menurut Yenny, sosok Gus Dur hingga kini tak pernah sepi dari doa dan ziarah masyarakat. “Bagi kami, Gus Dur adalah pribadi yang ikhlas berjuang untuk kepentingan orang banyak, terutama mereka yang terpinggirkan dan terzalimi,” ujarnya.
Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Machfudz, turut mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas anugerah Pahlawan Nasional bagi Gus Dur. “Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga besar Tebuireng. Terima kasih atas kehadiran seluruh jamaah. Semoga semua mendapat ridho dan balasan terbaik dari Allah SWT,” tuturnya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya mengajak seluruh hadirin meneladani Gus Dur sebagai tokoh kemanusiaan. “Kita hadir karena hati kita terikat pada perjuangan dan pemikiran Gus Dur yang sarat nilai kemanusiaan. Semoga kehadiran ini menjadi ikhtiar untuk meneladani beliau sebagai pahlawan kemanusiaan,” kata Khofifah.
Sementara itu, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i menilai Gus Dur sebagai tokoh besar yang semakin dikenang karena sikap toleransinya. “Gus Dur tak pernah sepi dari doa, pujian, dan harapan masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan kisah Presiden Prabowo Subianto tentang Gus Dur yang dikenang sebagai pemimpin yang tidak pernah kehilangan sisi kemanusiaannya meski berada dalam kekuasaan. Bahkan setelah wafat, Gus Dur disebut tetap “berkampanye” melalui keteladanan dan ketulusan yang diwariskannya.
Puncak haul diisi dengan mauidhoh hasanah oleh KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus). Dalam tausiyahnya, Gus Mus menggambarkan Gus Dur sebagai sosok yang telah tuntas dengan dirinya sendiri.
“Gus Dur tidak pernah sibuk memikirkan dirinya. Seperti ucapannya yang terkenal, ‘Gitu aja kok repot’. Pahlawan adalah mereka yang berani membela kebenaran dan keadilan, dan itu ada pada diri Gus Dur. Maka penetapannya sebagai Pahlawan Nasional sudah sangat tepat,” tutur Gus Mus. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dari Tebuireng untuk Indonesia, Haul Gus Dur ke-16 dan Spirit Pahlawan Kemanusiaan
| Pewarta | : Rohmadi |
| Editor | : Deasy Mayasari |